Setiap Musim Rendeng Sawah Terendam, Imron Rosadi Turun Dengar Aspirasi Warga Pangkalan, Siap Perjuangkan Solusi Nyata

Indramayu, MandaNews - Persoalan yang menimpa petani di Desa Pangkalan, Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu, mencuat dalam kegiatan reses Anggota DPRD Kabupaten Indramayu, Imron Rosadi, Sabtu (18/10/2025).
Dalam pertemuan yang dihadiri tokoh masyarakat dan para petani, keluhan utama warga tertuju pada persoalan banjir yang selalu menggenangi area persawahan setiap musim rendeng.
Imron menjelaskan, persoalan tersebut bukan hal baru bagi masyarakat Pangkalan. Setiap kali musim tanam padi tiba, lahan pertanian di wilayah tersebut hampir pasti terendam air, sehingga petani kerap mengalami gagal panen dan terpaksa menanam ulang hingga tiga kali dalam satu musim.
“Kalau musim rendeng datang, areal persawahan di Desa Pangkalan selalu terendam. Banyak petani yang harus tanam sampai tiga kali karena setelah tanam, sawahnya kebanjiran lagi dan gagal panen,” ujar Imron Rosadi, kepada MandaNews, Rabu (22/10/2025).
Lebih lanjut, Imron menjelaskan bahwa kondisi geografis Desa Pangkalan memang menjadi salah satu faktor utama penyebab banjir.
Desa tersebut berada di kawasan hilir aliran Sungai Pembuang Cibuaya dan Kali Cibuaya, yang kerap meluap saat debit air tinggi. Luapan air sungai itu kemudian mengalir ke area persawahan dan tambak ikan warga.
“Letak Desa Pangkalan ini berada di hilir sungai. Saat curah hujan tinggi, air dari hulu tidak tertampung dan akhirnya meluap ke lahan pertanian. Ini sudah berlangsung cukup lama dan perlu perhatian serius,” jelasnya.
Selain karena posisi geografis, Imron juga menyoroti pendangkalan sungai dan anak kali yang terus terjadi di kawasan tersebut.
Menurutnya, kondisi saluran air yang tidak lagi optimal membuat aliran air tersendat dan mudah meluap ke pemukiman serta area produksi pertanian.
“Pendangkalan sungai dan anak kali di Pangkalan sudah sangat parah. Air jadi tidak mengalir lancar, dan ketika hujan deras, yang paling dirugikan adalah petani,” tambahnya.
Dalam kesempatan itu, Imron menyampaikan bahwa masyarakat telah meminta kepada pihak berwenang seperti Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), Pemerintah Provinsi Jawa Barat, maupun Pemkab Indramayu untuk segera turun tangan melakukan langkah penyelamatan terhadap lahan pertanian dan tambak warga.
“Masyarakat berharap ada tindakan nyata dari pemerintah, terutama normalisasi sungai dan perbaikan sistem drainase. Ini penting agar aktivitas pertanian bisa kembali berjalan dengan baik,” ungkap Imron.
Menindaklanjuti aspirasi tersebut, politisi dari Fraksi PKB itu berjanji akan segera berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mencari solusi konkret.
Ia menilai, masalah ini tidak bisa dibiarkan berlarut karena berdampak langsung terhadap ekonomi masyarakat desa.
“Saya akan segera berkomunikasi dengan dinas dan lembaga yang berwenang. Kita tidak bisa hanya menunggu, harus ada langkah konkret agar petani tidak terus-menerus menjadi korban banjir,” tegasnya.
Imron juga menambahkan bahwa DPRD akan mendorong adanya sinergi lintas sektor untuk menuntaskan persoalan banjir di wilayah hilir, terutama di daerah pertanian produktif seperti Pangkalan.
Ia berharap, perhatian lebih dari pemerintah pusat dan provinsi bisa segera diwujudkan dalam bentuk program nyata.
“Kita akan kawal agar aspirasi warga ini sampai dan ditindaklanjuti. Karena bagi petani, sawah bukan hanya sumber penghasilan, tapi juga harapan hidup,” pungkas Imron.
Acara reses juga turut dihadiri oleh Kepala Desa, pamong dan para tokoh masyarakat serta pengurus dan kader Partai Kebangkitan Bangsa. (Win/Dwi)
Bagikan artikel ini: