Logo

Refleksi Achmad Suharya Menjaga Jiwa Merdeka Lewat Jurnalisme

Editor: Tim Redaksi - mandaNews
Refleksi Achmad Suharya Menjaga Jiwa Merdeka Lewat Jurnalisme

Indramayu, MandaNews - Kemerdekaan bukan hanya tentang peristiwa monumental 17 Agustus 1945, ketika Bung Karno dan Bung Hatta membacakan proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur, Jakarta.

Kemerdekaan adalah denyut nadi bangsa, ruh yang terus hidup dalam setiap langkah rakyat Indonesia.

Bagi Achmad Suharya, kemerdekaan memiliki makna jauh lebih dalam ia hidup dalam tulisan, mengalir dalam tinta, dan bernapas lewat kerja jurnalistik yang berintegritas.

Sebagai jurnalis, Achmad Suharya memandang kemerdekaan sebagai tanggung jawab moral untuk menjaga ruang publik tetap sehat, jernih, dan berpihak pada kebenaran.

"Kemerdekaan sejati adalah ketika kita bisa bersuara tanpa takut, menulis tanpa ditekan, dan menyuarakan kebenaran tanpa dibungkam," ungkapnya dalam berbagai refleksi, Minggu (17/08/2025).

Menurutnya, perjuangan hari ini bukan lagi melawan kolonialisme bersenjata, melainkan melawan penjajahan dalam bentuk baru: hoaks, disinformasi, dan manipulasi opini publik.

Kemerdekaan dalam dunia media berarti membebaskan masyarakat dari kabut informasi palsu, menghadirkan data yang akurat, serta menyajikan berita yang menyejukkan, mencerahkan, dan membangkitkan semangat kebangsaan.

Tak berhenti di sana, sebagai alumni Lemhannas, Achmad Suharya juga menekankan bahwa kemerdekaan harus diiringi dengan kedewasaan berbangsa.

Kemerdekaan tanpa persatuan hanya akan menciptakan perpecahan, sementara persatuan tanpa kesadaran kritis hanya akan melahirkan stagnasi.

"Jurnalisme harus hadir sebagai penyeimbang, menjaga agar rakyat tetap memiliki daya kritis namun tidak kehilangan semangat persaudaraan," tambahnya.

Hari Kemerdekaan baginya adalah momentum untuk mengingat kembali bahwa Indonesia berdiri di atas pengorbanan darah dan air mata para pejuang.

Oleh karena itu, generasi sekarang termasuk insan pers harus melanjutkan perjuangan itu dalam bentuk yang relevan dengan zamannya.

Achmad Suharya menegaskan, pena seorang jurnalis bisa menjadi pedang yang lebih tajam dari senjata. Dengan pena, bangsa bisa diangkat martabatnya.

Dengan pena pula, bangsa bisa dijatuhkan. Maka, kemerdekaan bagi jurnalis adalah merdeka dari kepentingan sempit, merdeka dari intervensi, dan merdeka untuk berpihak pada rakyat.

Di ujung refleksinya, ia berpesan:

"Merdeka tidak cukup hanya dengan mengibarkan bendera setiap 17 Agustus. Merdeka adalah keberanian untuk menjaga kebenaran, memelihara persatuan, dan menghidupkan harapan di hati rakyat. Itulah arti kemerdekaan yang sesungguhnya." (Dwi/red)

Refleksi Achmad Suharya Menjaga Jiwa Merdeka Lewat Jurnalisme - Manda News - Manda News