Logo

Affan: Dari Luka Menjadi Simbol Perubahan

Editor: Tim Redaksi - mandaNews
Affan: Dari Luka Menjadi Simbol Perubahan

Oleh: Imron Rosadi, S.Pd.I., Pemuda Indramayu

Opini, MandaNews - Gelombang demonstrasi kembali mewarnai jalanan negeri ini. Suara rakyat bergema, menyuarakan kegelisahan atas ketidakadilan yang tak kunjung reda.

Dari sekian banyak teriakan, satu nama kerap menggema dengan lantang: Affan. Ia adalah simbol luka, tetapi jangan sampai hanya berhenti sebagai kenangan pahit.

Affan harus kita angkat menjadi tanda perubahan, pemantik kesadaran, dan pendorong lahirnya transformasi sistemik.

Perjuangan hari ini tidak cukup jika hanya menuntut keadilan untuk satu peristiwa tragis. Teriakan massa harus diarahkan pada tiga pilar utama bangsa.

Pertama, ekonomi yang timpang. Sudah terlalu lama kekayaan negeri hanya berputar di kalangan sempit, sementara mayoritas rakyat berjuang keras hanya untuk bertahan hidup.

Sistem seperti ini melahirkan lingkaran kemiskinan, pengangguran, dan keterbatasan akses pendidikan. Tragedi yang menimpa Affan pada hakikatnya adalah potret dari penyakit kronis ini.

Maka, tuntutan rakyat mesti mengarah pada reformasi ekonomi yang adil, inklusif, dan berpihak pada kesejahteraan rakyat banyak, bukan hanya pada kepentingan elit.

Kedua, tata kelola negara yang abai pada rakyatnya. Ketika pemerintah lebih hadir sebagai penguasa ketimbang pelayan, kepercayaan publik terkikis.

Korupsi, ketidakadilan hukum, dan kebijakan yang jauh dari aspirasi rakyat telah menciptakan jurang pemisah antara negara dan warganya.

Dalam kondisi inilah demonstrasi menjadi saluran terakhir untuk menjaga keseimbangan kekuasaan. Karena itu, gerakan rakyat harus mendorong pemerintahan yang transparan, akuntabel, dan benar-benar berpihak pada kepentingan publik.

Ketiga, masa depan generasi muda. Mereka adalah pewaris negeri, tetapi justru banyak yang kini terhimpit oleh tingginya biaya hidup, rendahnya upah, dan sempitnya ruang untuk berkembang.

Pemuda tidak cukup diberi janji; mereka membutuhkan jaminan nyata berupa pendidikan berkualitas, akses kesehatan yang terjangkau, pekerjaan bermartabat, dan ruang berekspresi.

Ketika anak-anak muda turun ke jalan, itu adalah penolakan atas warisan sistem yang rapuh. Masa depan mereka tidak boleh dikorbankan demi mempertahankan status quo.

Tanpa perubahan yang menyentuh akar, tragedi seperti Affan akan terus berulang, hanya berganti nama dan waktu. Keadilan bagi satu korban adalah kewajiban moral, tetapi keadilan bagi seluruh rakyat adalah cita-cita kebangsaan.

Maka, momentum kemarahan rakyat harus diarahkan menjadi energi perubahan, bukan sekadar letupan emosi sesaat.

Affan harus dikenang bukan hanya sebagai korban, melainkan sebagai simbol bahwa negeri ini tidak akan pernah damai sebelum keadilan ditegakkan bagi semua, tetapi dalam mengawal perubahan hendaklah masyarakat juga mempertimbangkan keamanan bersama tidak melakukan tindakan anarkis penjarahan dan lain-lain yang bersifat merusak. (win/red)

Affan: Dari Luka Menjadi Simbol Perubahan - Manda News - Manda News