Lewat Teknologi dan Edukasi, Dede Farhan Aulawi Ajak Mahasiswa Jadi Garda Terdepan Lawan HIV/AIDS

Dede Farhan Aulawi Apresiasi VIVAERA.ID Gelar Training Duta Anti HIV/AIDS di Bandung. (foto/mandanews/dok.)


Bandung, Mandanews – Pemerhati Kesehatan Masyarakat Dede Farhan Aulawi mengapresiasi langkah VIVAERA Indonesia yang menyelenggarakan Training Duta Anti HIV/AIDS di Kota Bandung.

Menurutnya, kegiatan ini merupakan bentuk nyata kontribusi masyarakat dalam upaya menekan angka penyebaran HIV/AIDS, khususnya di kalangan generasi muda.

“Saya mengapresiasi kegiatan yang digagas oleh VIVAERA Indonesia ini sebagai ikhtiar dalam rangka turut serta menurunkan angka penderita HIV/AIDS di Kota Bandung,” kata Dede saat menjadi pembicara kunci dalam pelatihan yang berlangsung di UTC Dago Hotel, Bandung, Sabtu (3/5/2025).

Ia menyoroti tingginya kasus HIV/AIDS di Jawa Barat. Mengutip data Sistem Informasi HIV-AIDS (SIHA) per Oktober 2023, tercatat 7.383 kasus HIV dan 1.617 kasus AIDS di wilayah Jawa Barat. Kota Bandung mencatat angka kasus AIDS tertinggi dengan 190 kasus, disusul Kota Bogor (139 kasus) dan Kabupaten Indramayu (135 kasus).

“Beranjak dari fakta ini, ada keterpanggilan hati dan tanggung jawab moral untuk turut serta membantu program pemerintah dalam penanggulangan HIV/AIDS,” ujarnya.

Kegiatan bertajuk “Ikhtiar VIVAERA.ID dalam Penurunan Angka HIV di Kota Bandung” ini diikuti oleh sekitar 40 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi, baik dari latar belakang kesehatan maupun non-kesehatan. Dalam kesempatan tersebut, Dede menyampaikan materi berjudul “Menjawab Tantangan Kesehatan di Era Disrupsi.”

Menurutnya, era disrupsi digital membawa tantangan baru dalam dunia kesehatan, mulai dari kesenjangan sosial, privasi data pasien, hingga pemerataan layanan. Ia juga menyoroti pentingnya pemanfaatan teknologi seperti Artificial Intelligence (AI), wearable devices, hingga Internet of Things (IoT) untuk mendukung kesehatan masyarakat.

Terkait peran Duta Anti HIV/AIDS, Dede menegaskan pentingnya keterlibatan generasi muda dalam kampanye pencegahan. “Duta HIV/AIDS adalah individu yang memiliki panggilan hati untuk mengedukasi masyarakat tentang bahaya HIV dan pentingnya hidup sehat,” katanya.

Ia menambahkan bahwa keterbatasan personel pemerintah membuat kehadiran para duta ini menjadi vital, terutama dalam melakukan edukasi, kampanye pencegahan, serta menjadi panutan dalam gaya hidup sehat di kalangan remaja dan masyarakat umum.

“Teknologi di era digital harus menjadi mitra dalam edukasi kesehatan, bukan hanya alat konsumsi informasi pasif. Peran serta masyarakat, khususnya generasi muda, sangat dibutuhkan dalam menghadapi tantangan kesehatan ke depan,” pungkasnya. (Dwi/red).